Mahasiswa Poliban Raih Juara 3 di Lomba Welding Competition Borneo Mechanical Fair 2025
Lomba Welding Competition Borneo Mechanical Fair merupakan ajang perlombaan keterampilan mengelas (welding) yang diikuti oleh mahasiswa Teknik Mesin se-Kalimantan. Dalam kompetisi ini, para peserta diuji kemampuan mereka dalam membuat sambungan logam dengan teknik, ketelitian, dan kualitas hasil las yang sesuai dengan standar industri. Ajang kegiatan ini diselenggarakan di Universitas Lambung Mangkurat pada Sabtu, 4 Oktober 2025. Salah satu mahasiswa Politeknik Negeri Banjarmasin (Poliban) turut berpartisipasi dan menjadi juara 3 dalam mengikuti ajang perlombaan ini, yaitu Muhammad Rifki mahasiswa dari Jurusan Teknik Mesin. Motivasi Muhammad Rifki untuk mengikuti lomba ini berawal dari rasa takjub saat melihat orang melakukan pengelasan di media sosial seperti TikTok. Menurutnya, "Hasil-hasil las yang ditampilkan terlihat sangat bagus dan menarik perhatian. Dari itulah muncul keinginan untuk mencoba," ujarnya. Saat awal belajar, las yang dihasilkan belum terbilang bagus. Namun, dengan seiring berjalannya waktu, hasil las telah mengalami perkembangan yang signifikan. Hal itu menimbulkan motivasi tersendiri untuk terus belajar dan meningkatkan kemampuan.
Persiapan lomba ini dilakukan dalam
waktu yang cukup singkat, yaitu kurang dari satu minggu. Namun, dikarenakan
Muhammad Rifki sedang melaksanakan magang di bidang fabrikasi, tentu saja ia
sudah terbiasa dengan dunia pengelasan tersebut. Rifki menyebutkan bahwa
"Masa magang sudah berjalan hampir dua bulan setengah di bidang tersebut.
Untuk persiapan di kampus, latihan dilakukan sekitar satu minggu, dimulai
dengan latihan kampuh besar selama satu sampai dua hari, kemudian dilanjutkan
dua hari latihan vertikal, dan sehari sebelum lomba melakukan latihan akhir
pengelasan kampuh," jelasnya dengan bersemangat.
Ketika mengikuti ajang perlombaan,
tentunya tak lepas dari tantangan-tantangan yang harus dihadapi. Menurut Rifki,
tantangan terbesar yang dihadapi selama lomba adalah rasa gugup, karena banyak
peserta yang berasal dari luar kota dan sebagian sudah memiliki pengalaman di
tingkat nasional. Selain itu, sempat terjadi sedikit masalah pada mesin las dan
respons panitia yang kurang cepat tanggap dalam menangani kendala tersebut.
Meskipun harus dihadapkan dengan tantangan tersebut, Rifki telah berhasil
mendapatkan kejuaraan di perlombaan. "Perasaan setelah meraih juara 3 di
ajang perlombaan yang diikuti sangat campur aduk, antara kaget, senang, dan
tidak menyangka," ucapnya. Rifki mengaku tidak berekspektasi tinggi,
meskipun sebelumnya sudah pernah mengikuti lomba Welding Competition di
Politeknik Kotabaru dan juga meraih Juara 3. Saat perlombaan di Kotabaru itu,
persiapannya sangat minim sehingga kemenangannya terasa begitu mengejutkan. Di
ajang lomba Borneo Mechanical Fair ULM kali ini, mereka memang memiliki
target untuk bisa masuk tiga besar. Dengan begitu, hasil yang didapat terasa
berkesan dan membanggakan.
Di tengah suasana penuh
kegembiraan, Rifki pun menyampaikan rasa terima kasihnya kepada para pembimbing
dan rekan tim, termasuk dosen pembimbing Bapak Riyan Dinata dan Bapak Ikhwan
Noor, serta teman-teman yang turut membantu selama persiapan. Selain itu,
berbagai dukungan juga datang dalam bentuk sponsor yang berperan besar dalam
kelancaran kegiatan tersebut. Selain merasakan bangga dalam mendapatkan
kejuaraan ini, Rifki juga telah menambahkan pengalaman berharga ke dirinya
selama lomba itu berlangsung. Beberapa diantaranya adalah mendapatkan
teman baru dari berbagai kampus, memperluas relasi pertemanan, hingga
berkesempatan mempelajari teknik-teknik pengelasan yang berbeda. Menurut Rifki,
dari setiap peserta ada teknik unik yang bisa dijadikan bahan belajar dan
disesuaikan dengan gaya masing-masing.
Rifki juga menceritakan pengalaman
menarik dirinya saat lomba di Kotabaru, ketika mencoba teknik mengelas dengan
dua tangan seperti sedang melukis. Tak disangka membuahkan hasil las yang
bagus, tetapi memiliki risiko yang tinggi karena sarung tangan cepat hangus dan
kulit bisa mengelupas. Dari situ, ia belajar untuk memodifikasi teknik agar
lebih aman dan sesuai dengan dirinya sendiri. Di usia yang sekarang, ia sudah
merancang target untuk masa yang akan datang, Rifki berharap "Jika masih
berkuliah di Poliban dan usia masih memungkinkan, ingin sekali mengikuti National
Welding Competition atau NWC di Surabaya tahun depan,"
harapannya.
Sebagai penutup, Rifki meninggalkan
beberapa pesan motivasi untuk teman-teman lain yang ingin mencoba masuk ke
dunia pengelasan, “Kalau memang ada niat, tidak harus punya bakat dulu, yang
penting punya niat dan berani mencoba. Jangan takut salah, karena dari
kesalahan itu kita bisa belajar dan memperbaiki diri. Orang yang tidak pernah
salah bisa
menjadi sombong, sedangkan orang
yang pernah salah akan terus belajar dan berkembang. Jangan malas. Bisa karena
terbiasa, dan terbiasa karena terpaksa," jelasnya dengan penuh harapan.
Penulis: Muhammad Reza Aswarin, Wayda Aprilia
Reviewed by LPM Lensa Poliban
on
Jumat, Oktober 17, 2025
Rating:


Tidak ada komentar