Keluar dari Zona Nyaman Menjemput Prestasi di IPEC 2025

Dua mahasiswa Politeknik Negeri Banjarmasin (Poliban) kembali menorehkan prestasi membanggakan pada ajang Indonesia Polytechnics English Competition (IPEC) 2025 tingkat nasional. Mereka adalah Muhammad Fajar Nuzuli, mahasiswa semester 5 Program Studi Bisnis Digital, dan Hasan Basri, mahasiswa semester 5 Program Studi Teknik Informatika. Keduanya berhasil membawa pulang gelar Juara Harapan 2 dan Juara 3 Nasional, sekaligus membuktikan bahwa mahasiswa Poliban mampu bersaing di tingkat nasional.

Kompetisi IPEC 2025 diselenggarakan di Politeknik Negeri Manado (Polimdo) pada 15–17 September 2025, dan diikuti oleh ratusan mahasiswa dari berbagai politeknik se-Indonesia. Perjalanan Fajar dan Hasan bermula dari komunitas Policy (Poliban English Community), sebuah wadah bagi mahasiswa Poliban untuk mengasah kemampuan berbahasa Inggris.

Fajar mengungkapkan bahwa ini merupakan tahun keduanya mengikuti ajang IPEC. “Awalnya tahu dari komunitas Policy. Tahun lalu juga ikut dan tahun ini berkesempatan ikut lagi. Senang banget bisa mewakili Poliban di tingkat nasional,” ujarnya. Sementara itu, Hasan yang juga tergabung dalam komunitas Policy mengaku sempat ragu karena harus membagi waktu antara magang dan latihan. “Awalnya bimbang banget karena waktunya tabrakan sama magang, tapi akhirnya aku nekat aja. Pengen keluar dari zona nyaman,” tuturnya sambil tersenyum.

Bagi Fajar, motivasinya sederhana: ingin berkembang dan mencoba hal baru. “Dulu pas SMA aku nggak terlalu aktif, jadi waktu kuliah ini pengen belajar lebih berani ambil risiko,” katanya. Hasan pun memiliki pandangan serupa. “Kalau terus main aman, kita nggak bakal maju. Jadi aku coba tantang diri sendiri buat ikut lomba nasional,” jelasnya.

Keduanya sepakat bahwa tantangan terbesar bukan hanya soal kemampuan, tetapi juga manajemen waktu dan kesiapan mental. Fajar hampir tidak bisa mengikuti lomba karena terlambat lolos seleksi. “Aku baru dihubungi panitia H-3 sebelum lomba karena ada peserta yang mundur. Jadi harus siapin latihan dan tiket buru-buru,” kenangnya. Hasan pun menghadapi situasi serupa. “Persiapan cuma seminggu lebih, padahal masih magang. Tekanan juga lumayan karena ini pertama kali aku ikut lomba nasional,” ujarnya jujur.

Baik Fajar maupun Hasan mengaku bersyukur atas dukungan dari kampus, dosen, dan teman-teman komunitas. “Dosen pembimbing dan anak-anak Policy bantu banget, mulai dari latihan sampai semangatin,” ujar Fajar. Hasan menambahkan, “Kampus juga kasih dukungan penuh, termasuk akomodasi dan transportasi, jadi makin yakin buat tampil maksimal.”

Pembina komunitas Policy menjelaskan bahwa kegiatan rutin Policy menjadi wadah penting bagi mahasiswa untuk mempersiapkan diri mengikuti ajang seperti IPEC. “Setiap Sabtu kami latihan bahasa Inggris. Kadang free topic, kadang latihan sesuai mata lomba seperti speech, news casting, atau story telling. Sebelum IPEC, biasanya juga ada audisi internal untuk semua mahasiswa Poliban,” jelasnya. Ia menambahkan bahwa kampus memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan tersebut. “Melalui kompetisi seperti IPEC, mahasiswa tidak hanya mengasah kemampuan bahasa Inggris, tapi juga mental dan public speaking-nya. Ini penting untuk meningkatkan kualitas lulusan Poliban,” ujarnya.

Bagi Fajar, kemenangan ini menjadi bukti bahwa keberanian mengambil risiko dapat membawa hasil yang baik. “Ini bukti bahwa mahasiswa Poliban juga bisa bersaing di tingkat nasional,” katanya bangga. Hasan pun menyampaikan bahwa pengalaman ini meningkatkan rasa percaya dirinya. “Aku jadi lebih pede dan yakin sama kemampuan sendiri. Semoga ke depan makin banyak mahasiswa Poliban yang berani ikut lomba nasional,” harapnya.

Pembina Policy turut berharap semakin banyak mahasiswa yang termotivasi untuk berpartisipasi dalam kompetisi. “Masih banyak mahasiswa yang sebenarnya mampu, tapi belum berani maju. Padahal ikut lomba seperti ini banyak manfaatnya karena dapat melatih mental, komunikasi, dan pengalaman,” ujarnya. Ke depan, Policy telah membuka rekrutmen anggota baru dan berencana mengikuti berbagai lomba lokal maupun nasional. “Semoga kegiatan yang direncanakan bisa berjalan lancar,” tambahnya dengan penuh harap.

Menutup wawancara, Fajar berpesan agar mahasiswa tidak takut mencoba hal baru, sedangkan Hasan menekankan pentingnya keberanian untuk keluar dari zona nyaman. Keduanya menjadi inspirasi bagi mahasiswa Poliban lainnya bahwa keberhasilan sering kali berawal dari langkah kecil yang diambil dengan keyakinan dan keberanian.

 

Penulis: Amelia Putri, Salma Salsabila


Keluar dari Zona Nyaman Menjemput Prestasi di IPEC 2025 Keluar dari Zona Nyaman Menjemput Prestasi di IPEC 2025 Reviewed by LPM Lensa Poliban on Senin, Oktober 20, 2025 Rating: 5

Tidak ada komentar