DEPMA Poliban Klarifikasi Keputusan Pemberhentian Anggota dan Upaya Transparansi
Dewan Perwakilan Mahasiswa (DEPMA)
Politeknik Negeri Banjarmasin (Poliban) akhirnya angkat bicara terkait polemik
pemberhentian salah satu anggotanya yang sempat menuai berbagai tanggapan di
media sosial. Keputusan pemberhentian tidak terhormat ini diambil setelah
melalui berbagai tahapan serta pertimbangan matang dari internal DEPMA.
M. Faisal selaku Ketua Umum DEPMA
menjelaskan bahwa sejak dilantik pada Februari lalu, prioritas utama mereka
adalah melaksanakan Pemilu Raya. Setelah agenda tersebut selesai, barulah DEPMA
mulai merancang jadwal untuk pengambilan foto resmi kepengurusan yang
rencananya dilakukan pada Sabtu, 6 Juli 2025. Publikasi daftar anggota aktif
sendiri ditargetkan paling lambat akhir Juli 2025.
Terkait keputusan pemberhentian
tidak terhormat kepada salah satu anggota, Ketua Umum DEPMA menuturkan bahwa
keputusan ini diambil lantaran pihak terkait dinilai tidak menunjukkan komitmen
dan kontribusi terhadap organisasi. "Sebelum pelantikan, yang bersangkutan
sama sekali tidak hadir pada pembekalan, bahkan saat pelantikan datang
terlambat. Setelah pelantikan, sempat ada komunikasi soal minat dan komitmen
dia di Komisi C, bahkan sempat kami beri tanggung jawab sebagai Koordinator
Publikasi Dokumentasi. Namun dalam perjalanannya, kontribusinya nol besar,
bahkan absen dalam rapat, forum, hingga kegiatan informal," jelasnya.
Ia menambahkan, pemberhentian ini
telah melalui mekanisme internal sesuai aturan di Internal Departemen, termasuk
pemberian tiga kali teguran. "Kami tidak bisa membiarkan hal seperti ini
karena akan merusak kepercayaan anggota lainnya. Kami pun telah berdiskusi
dengan pihak Racana yang mendelegasikan anggota tersebut, dan akhirnya
disepakati bersama untuk dilakukan pemberhentian tidak terhormat,"
tegasnya.
Proses klarifikasi pun telah
dilakukan, di mana pihak terkait beralasan sulit hadir karena pekerjaan. Namun
pihak DEPMA menilai ketidakhadiran dan minimnya komunikasi tidak bisa terus
diterima tanpa adanya perbaikan. "Kami terbuka, kami tidak pernah
membedakan anggota. Namun kalau tidak ada niat untuk memperbaiki, kami harus
tegas," tambahnya.
Dalam pengambilan keputusan ini,
seluruh fungsionaris DEPMA dilibatkan. Ketua Umum, Wakil Ketua Umum, Wakil
Sekretaris Umum, hingga seluruh anggota mengetahui dan menyetujui langkah tegas
tersebut. "Kami juga sudah mengkomunikasikan keputusan ini kepada pihak
Racana dan pihak terkait, jadi semuanya sudah clear," ungkap Ketua Umum.
Menanggapi berbagai komentar
netizen terhadap unggahan pemberhentian tersebut, DEPMA mengaku tidak terlalu
ambil pusing. "Sekitar 80-90% komentar berasal dari luar Poliban. Kami
siap menerima kritik, tapi tetap fokus pada hal-hal positif. Yang tahu keadaan
internal kami hanya kami sendiri," katanya. DEPMA memastikan bahwa
unggahan tersebut tidak akan dihapus dan menjadi bagian dari transparansi
organisasi.
Soal transparansi, Ketua Umum DEPMA
menyebut bahwa ke depannya evaluasi akan terus dilakukan untuk memperbaiki
komunikasi informasi kepada publik. "Kami memang tidak merinci masalah
internal di surat keputusan, itu hal yang wajar. Namun kalau ada yang ingin
tahu lebih jelas, seperti melalui wawancara ini, kami terbuka," tegasnya.
Terkait asumsi publik yang
berkembang, DEPMA memilih untuk tidak terlalu reaktif. "Kami mengarahkan
anggota agar tidak menanggapi asumsi liar. Yang penting pihak-pihak di dalam
kampus yang berkepentingan bisa mendapatkan informasi yang jelas dan kami siap
menjawab jika ada pertanyaan dari Ormawa atau LPM," pungkasnya.
Dengan ketegasan ini, DEPMA Poliban
berharap bisa memperbaiki sistem organisasi dan menjaga integritas di internal
agar tetap solid dalam menjalankan roda kepengurusan.
Penulis: Muhammad Rayyan Aziqro

Tidak ada komentar