Mahasiswa Poliban Panjat Prestasi pada Justitia Wall Climbing Competition 2025
Mahasiswa Politeknik Negeri
Banjarmasin (Poliban) kembali mengharumkan nama kampus dalam ajang Justitia
Wall Climbing Competition 2025 yang dilaksanakan pada tanggal 30 Mei – 1 Juni
2025. Dua wakil terbaik mereka, Syilfi Nur Atika dan Muhammad Zaky Zaidan,
berhasil membawa pulang gelar juara dari berbagai kategori yang diikuti.
Syilfi meraih Juara 3 Kategori Lead
Pencinta Alam Putri dan Juara 4 Kategori Lead Putri Umum, sementara Zaky
berhasil menjadi Juara 1 Kategori Lead Pencinta Alam Putra.
Atas pencapaian ini mereka
mengungkapkan rasa senang dan syukurnya. Syilfi mengungkapkan “Usaha keras saya
selama latihan akhirnya membuahkan hasil. Kemenangan ini jadi bukti bahwa
dengan tekad dan latihan konsisten, saya bisa berdiri di atas podium,” ujarnya.
Senada dengan itu, Zaky mengatakan, “Pastinya sangat senang dengan hasil yang
kami dapat”.
Keduanya mengakui bahwa dukungan
dari orang-orang terdekat menjadi penyemangat utama. Syilfi menyampaikan terima
kasih kepada para senior Komunitas Pencinta Alam (KPA) Poliban, pembina Ibu
Ucu, teman-teman komunitas, serta keluarganya. “Mereka semua jadi semangat saya
saat bertanding, terutama saat kondisi fisik saya melemah,” katanya. Sementara
itu, Zaky menyebut dukungan orang tua sebagai motivasi terbesarnya. “Karena
berkat dari dukungan orang tua saya jadi termotivasi berlatih,” tuturnya.
Keduanya melakukan persiapan
intensif selama lebih dari satu bulan menjelang kompetisi. Syilfi menuturkan
bahwa latihan meliputi fisik, teknik, mental, serta simulasi kompetisi. Ia
berlatih di dinding panjat Poliban dan juga di wall Banjarbaru untuk variasi
medan. Zaky menambahkan pentingnya pola istirahat agar kondisi tubuh tetap fit.
“Kuncinya ada pada pola latihan yang tepat dan istirahat yang cukup,” ucapnya.
Dalam hal strategi, Syilfi
mengandalkan kontrol emosi, manajemen waktu, serta komunikasi tim yang solid.
“Saya tidak hanya bergantung pada kekuatan fisik, tapi juga mental dan fokus
pergerakan.” Zaky sendiri menekankan pentingnya menjaga kondisi tubuh melalui
istirahat cukup dan latihan terarah.
Terkait alasan keikutsertaan,
Syilfi menyebut kompetisi ini sebagai ajang pembelajaran dan pembuktian diri,
sekaligus peluang untuk memperkenalkan Komunitas Pencinta Alam (KPA) Poliban di
lingkup yang lebih luas. “Selain itu, ini juga untuk membangun jaringan antar
komunitas panjat dinding,” katanya. Sementara Zaky menjelaskan bahwa
keikutsertaannya karena undangan resmi dari pihak penyelenggara, yakni MAPALA
Justitia. “Diundang dari pihak penyelenggara lombanya yaitu MAPALA Justitia,”
ungkapnya.
Meskipun persiapan sudah matang,
berbagai tantangan tetap harus dihadapi. Syilfi sempat mengalami sakit dan
bahkan pingsan saat perlombaan. Namun tetap melanjutkan perjuangan. Cuaca yang
tidak menentu juga menjadi kendala, seperti yang diceritakan Zaky, “Kadang
panas, kadang hujan, tapi kami tetap berusaha tampil maksimal.”
Suasana kompetisi menurut keduanya
terasa kompetitif sekaligus suportif. Syilfi menyebut momen menarik saat harus
bersaing dengan kembarannya sendiri di ajang tersebut. “Meskipun tegang, saya
merasa senang bisa bertemu banyak teman baru dari berbagai daerah,” ujarnya.
Zaky juga merasa antusias karena bisa bertemu dan berbagi pengalaman dengan
peserta dari luar kampus.
Atas prestasi ini, Zaky menyebut
"Pihak kampus selalu mendukung dengan adanya kegiatan lomba.” Sementara
itu, Syilfi mengaku mendapatkan ucapan selamat dan dukungan moral. “Harapannya,
ke depan bisa ada dukungan lebih konkret, seperti fasilitas latihan yang
memadai dan bantuan dana lomba. Bahkan kalau bisa, ada beasiswa prestasi atau
keringanan UKT,” katanya.
Setelah kompetisi ini, Zaky tengah mempersiapkan diri untuk mengikuti seleksi ajang Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNAS) bulan depan. Sementara itu, Syilfi menargetkan peningkatan skill hingga menjadi pelatih bersertifikat, bahkan mengikuti kejuaraan internasional. Ia juga berpesan kepada perempuan lain yang menyukai olahraga ekstrem, “Perempuan juga bisa kuat dan berprestasi di dunia outdoor. Yang penting berani melangkah dan mau belajar.” tutupnya diakhir wawancara.
Penulis: Aisha Azzahra, Dea Amanda

Tidak ada komentar