Banjir Ringan, Dampak Nyata bagi Kampus Poliban
(20/07) Dalam beberapa hari terakhir, genangan air kembali muncul di sejumlah titik lingkungan Politeknik Negeri Banjarmasin (Poliban). Kondisi ini diakibatkan oleh hujan deras dan naiknya air dari sungai yang berada di sekitar kampus. Kombinasi curah hujan tinggi dan fenomena pasang-surut menyebabkan beberapa area rawan terendam, terutama jalan menuju gedung jurusan, area parkir, dan akses ke laboratorium. Walau genangan air yang terjadi tidak tergolong dalam kategori banjir besar, tetapi cukup mengganggu mobilitas dan kenyamanan dalam menjalankan kegiatan akademik. Meski tidak terjadi setiap hari, genangan air yang muncul di waktu-waktu tertentu, seperti pagi, siang, atau sore hari, terus menimbulkan keluhan dari mahasiswa dan staf pengajar.
Nabila Putri Aulia, salah satu
mahasiswa jurusan Administrasi Bisnis yang diwawancarai mengungkapkan
keresahannya terhadap kondisi ini. Menurutnya, banjir menyebabkan aktivitas
perkuliahan menjadi kurang nyaman dan mengganggu jadwal praktik di lapangan.
“Kegiatan jadi terganggu, terutama bagi program studi yang harus turun langsung ke lapangan untuk melakukan praktik. Selain itu, beberapa area seperti gedung jurusan bisnis mudah terendam karena letaknya lebih rendah dibanding gedung lainnya,” ujarnya. Ia juga menambahkan bahwa banjir bisa datang tiba-tiba saat air pasang atau setelah hujan deras. Ketika hal itu terjadi, mahasiswa harus melewati air setinggi mata kaki yang membuat sepatu basah, bahkan jalanan menjadi licin untuk dilalui.
Senada dengan Nabila Putri Aulia, mahasiswa dari program studi Teknik Informatika, Linggar Anugerah Wijaya juga menyampaikan hal yang serupa terhadap kondisi ini. Ia mengungkapkan bahwa banjir ini menyulitkan mahasiswa untuk menuju gedung jurusan, terutama saat air cukup tinggi. Dia bahkan merasa terganggu dengan bau tidak sedap dari air yang tergenang.
Menanggapi beberapa keluhan dari
beberapa mahasiswa, pihak akademik telah melakukan berbagai tindakan untuk
mengatasi masalah ini. Dalam wawancara terpisah, Ibu Rachmiyati selaku Kepala
Sub bagian Umum Politeknik Negeri Banjarmasin mengungkapkan bahwa pihak kampus
rutin melakukan pembersihan saluran air dan got.
“Kami sadar lokasi kampus memang
dekat dengan sungai, jadi banjir rob atau air pasang ini memang sering terjadi.
Namun, kami telah berupaya membersihkan saluran got, dan setiap hari Sabtu ada
kegiatan gotong royong untuk membersihkan saluran air agar tidak tersumbat. Tak
hanya itu, Poliban juga telah menjalin kerja sama dengan Pekerjaan Umum (PU)
Badan Wilayah Sungai Banjarmasin untuk mengatasi banjir yang terjadi di
lingkungan kampus.” jelasnya.
Di sisi lain, saat genangan cukup tinggi, staf kampus pernah berinisiatif menjadi penyelamat. Satpam seringkali turun tangan membantu mahasiswa untuk mencapai gedung jurusan atau bahkan menuju ke parkiran. “Satpam sering membantu mengantarkan kami ke gedung lab dan jurusan. Kami juga diberikan kantong plastik agar sepatu tidak basah,” jelas Akmal Nunha.
Meski upaya sudah dilakukan, mahasiswa tetap berharap adanya solusi yang lebih permanen. Beberapa usulan muncul, seperti peninggian jalan dan bangunan di titik rawan genangan, serta alokasi dana khusus untuk mengatasi masalah ini. Mahasiswa juga mendorong agar sistem pemantauan cuaca dan air pasang diperkuat, sehingga aktivitas akademik bisa lebih siap menghadapi kondisi cuaca ekstrem.
Banjir di kampus Poliban memang
bukan bencana besar. Ia hadir sebentar, surut perlahan, lalu hilang. Namun
setiap kali datang, banjir itu menyisakan hambatan-hambatan kecil yang
mengganggu ritme belajar dan kenyamanan lingkungan akademik. Dalam jangka panjang,
tantangan ringan ini tetap memerlukan perhatian serius, agar proses
belajar-mengajar dapat berjalan optimal tanpa harus dibayangi genangan air.
Penulis: Muhammad Firdaus, Tika
Amalia

Tidak ada komentar